Select Page

Dulu saat tinggal di Banda Aceh, hampir tiap malam duduk di warung kopi atau warkop. Menikmati kopi sambil ngobrol atau membahas proyek receh dengan para sahabat pewarkopan. Awalnya saya agak gak nyaman karena duduk di warkop berjam-jam dengan obrolan yang kadang gak ada ujung pangkalnya. Dalam hati, mending duduk di rumah, nonton TV sambil tiduran. Tapi lama-lama saya nyaman juga, bahkan pola pikir saya jadi terbalik, ngapain juga di rumah nonton TV, mending ke warkop dong, jumpa orang-orang baru, tau tentang berita baru, proyek baru dan banyak hal ajaib lainnya. Saya baru sadar, ternyata warung kopi bukan berisi orang malas, justru yang saya temui adalah orang-orang hebat, dari mahasiwa, pengusaha hingga pejabat. Bahkan gak sedikit orang-orang kreatif lahir dari warung kopi.

Setelah pindah ke Medan, semua berubah. Bagi saya, pergi ke warkop adalah suatu hal yang langka. Bukan karena gak ada warkop, tapi lebih ke belum dapat geng ngopi, ditambah lagi pas saya pindah ke Medan, pandemi covid-19 melanda. Terpaksa ngopinya di rumah saja.

Seiring kondisi pandemi covid-19 yang mereda, warkop-warkop pun mulai di buka, tentu dengan jam operasi yang dibatasi. Untuk melepas rindu saya dengan suasana warkop di Banda Aceh, saya dan istri pergi ke salah satu warkop khas Aceh yang ada di kota Medan. Warkop yang kali ini kami kunjungi adalah Bandar Kupi. Ya, saya sengaja datang untuk melepas rindu Aceh di Bandar Kupi Medan.

bandar kupi

Bandar Kupi

Bandar kupi gak terlalu jauh dari tempat saya tinggal, yaitu berada di jalan Letda Sujono No 139, Bandar Selamat, kecamatan Medan Tembung, Kota Medan. Selepas magrib, saya dan istri naik sepeda motor menuju Bandar Kupi, perjalanan yang kami tempuh kurang lebih 15 menit. Kedai kopi ini cukup besar dan mempunyai tempat parkir yang luas. Tampak oleh kami para pengunjung yang cukup ramai. Untungnya tetap ada batasan pengunjung dan ada jarak antar tempat duduk. Jadi protokol kesehatan masa pandemi covid-19, sudah diterapkan.

Suasana tampak sibuk. Tampak barista membuat kopi saring, sedangkan pelayan hilir mudik mengantar pesanan pengunjung. Layaknya warkop di Aceh, di Bandar Kupi ini tersedia juga beberapa kedai makan yang merupakan bagian dari warkop. Ada banyak pilihan makanan, mulai nasi goreng, mi Aceh, hingga sate Matang. Nuansa Acehnya cukup kental.

Baca juga : Batu Maroppa, Batu Menggendong di Samosir

Sanger, Mi Aceh & Sate Matang

Saya tak banyak berfikir ketika pelayan menghampiri sambil menyodorkan buku menu. Sejak dari rumah saya sudah niat mau pesan Sanger, Mi Aceh dan Sate Matang. Semua pesanan saya ada di warkop Bandar Kupi. Ketiga menu tadi harusnya memang selalu ada di warkop khas Aceh.

bandar kupi

Sanger
Sanger adalah minuman favorit saya di Aceh. Bagi yang gak suka kopi yang strong, mungkin sanger bisa jadi pilihan. Sanger merupakan kopi susu khas Aceh. Konon ceritanya, sanger adalah akronim dari sama-sama ngerti. Pencetusnya adalah para mahasiswa Aceh. Saat itu kopi susu adalah minuman yang cukup mahal, jadi mereka meminta kepada sang barista untuk menambahkan sedikit saja susu pada kopi mereka. Mereka memesan sambil mengucapkan “sama-sama ngerti” yang lama kelamaan disingkat sanger. Saat ini sanger menjadi salah satu sajian khas kopi Aceh.

bandar kupi

 Satu gelas Sanger Rp.10.000,-

Mi Aceh
Bisa dibilang mi Aceh adalah makanan Aceh yang sudah menasional. Hampir di semua daerah ada. Tapi jujur ya, awalnya saya gak terlalu suka mi Aceh. Bagi saya bumbu rempahnya terlalu menyengat sehingga gak nyaman di lidah saya. Berbeda ketika saya sudah tinggal di Aceh, mi Aceh menjadi makanan yang paling sering saya pesan. Rasanya buat saya nagih. Mungkin karena di Aceh bumbu-bumbu yang digunakan lebih kental dan maksimal. Apalagi kedai mi cukup banyak, jadi rasa paling utama agar tetap bertahan. Ada 3 macam sajian mi Aceh, yaitu mi rebus, mi goreng dan mi tumis. Favorit saya adalah mi tumis, atau disebut juga mi goreng basah. Bahasa lainnya mi nyemek-nyemek. Untuk campuran mi Aceh, ada telur, daging, udang, cumi, kepiting hingga lobster. Pilihan saya kali ini adalah mi udang.

Baca juga : Cerita Liburan ke Taman Safari Indonesia

bandar kupi

Satu porsi Mi Aceh Udang Rp.21.000,-

Sate Matang
Pesanan saya yang ketiga adalah sate Matang, sate khas Aceh. Jangan heran ya dengan kata Matang. Matang yang di maksud adalah nama daerah di Aceh tempat asal sate, yaitu Matang Kuli. Sajian sate Matang sangat khas, yaitu berbahan daging kambing atau daging lembu dengan potongan dagingnya besar. Bumbu yang digunakan adalah bumbu kacang. Tapi sajian sate Matang di Bandar Kupi agak berbeda. Jika biasanya sate Matang disajikan dengan nasi dan kuah sup. Tapi di Bandar Kupi ini sate Matang disajikan dengan lontong dan tanpa kuah sup. Mungkin sudah dimodifikasi dan ada penyeuaian.

bandar kupi

Satu porsi Sate Matang Rp.31.000,-

Sahabat lasak, akhirnya rindu saya akan Aceh terbayarkan di Bandar Kupi. Rasa sangernya enak, dengan rasa manis dan pahit yang pas. Untuk rasa mi Aceh juga sedap dan membuat saya ketagihan. Lalu sate Matang pun tetasa nikmat. Ketiga sajian tadi membuat kami puas hati dan juga bahagia bisa melepas rindu Aceh di Bandar Kupi Medan.

bandar kupi

Lokasi :

BANDAR KUPI
📍Jl. Letda Sujono No.139, Bandar Selamat, Kec. Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara
Sumatra Utara
INDONESIA 🇮🇩

Kamis, 20 Januari 2022

“Tetap sehat supaya kita bisa makan-makan enak”

Kaki Lasak : Travel & Food Blogger






Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Kaki Lasak
Instagram kaki lasak
Website : kakilasak.com
Youtube : Kaki Lasak Crew
Whatsapp +6282166076131