Panggilan jiwa di pagi buta, membuat saya terpaksa bangun dan meninggalkan tenda menuju pantai. Saya berjalan dalam kegelapan diiringi desiran angin dan deru ombak. Rasa takut dan dinginnya udara pagi sudah tidak saya hiraukan. Setelah mendapatkan tempat yang pas, saya mulai menggali pasir untuk menunaikan hajat pagi. Tapi, belum sempat saya membuka celana, tiba-tiba cahaya senter menyorot ke wajah saya. “Woy… jangan dekat-dekat, jauh-jauh sana !!”. Alamak…, saya fikir cuma ada saya seorang, ternyata ada juga si kawan yang sudah duluan buang hajat. Kaplingannya tidak jauh pula dari tempat saya. Tanpa fikir panjang, saya langsung menjauh, sejauh-jauhnya.
Sahabat lasak pernah dongย camping alias berkemah? yah… kalau belum, sesekali deh coba. Apalagi bareng kawan kompak, pasti tambah seru. Seperti yang akan saya ceritakan ini, yaitu keseruan camping pertama saya bersama kumunitas Aceh Backpacker. Saya sangat antusias mengikutinya. Apalagi ada beberapa kawan baru yang turut serta.
Seperti cerita yang sudah-sudah, rencana bermula di kedai kopi tempat kami mangkal. Tersebutlah pantai “rahasia” para pemancing yang bernama Ujong Batee Puteh (Ujung Batu Putih) atau sering juga disebut dengan nama Buket Puteh (Bukit Putih). Lokasinya berada di km 45 Jl. Laksamana Malahayati, desa Beurenut, kecamatan Seulimum, kabupaten Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam. Melihat keindahannya dalam gambar, kami memutuskan untuk berkemah di lokasi tersebut. Yeayy…
Mari Berkemah
Sejak pagi saya sudah menyiapkan keperluan berkemah. Meski cuma menginap satu malam, tetapi segala sesuatunya harus dibawa. Ada baju ganti, jaket, alat mandi dan alat shalat. Saya memang menghindari pinjam meminjam barang alias merepotkan orang lain. Sepeda motor pun harus dalam kondisi baik. Partner berkendara saya adalah Khairil Huda Pelis. Beliau inilah sahabat pertama saya di Banda Aceh. Lepas ashar, kami berangkat ke rumah Bahrul yang menjadi titik kumpul kami.
Dari kiri ke kanan (berdiri) : Imam, Khairil, Ichlas, Rozi, Fakhri, Bahrul, (duduk) : Saya, Zaki dan Joel.
Kami bertujuh memulai perjalanan dari rumah Bahrul yang tak jauh dari Simpang Mesra kota Banda Aceh. Jarak dari Banda Aceh ke Ujong Batee Puteh kurang lebih 70 km. Rute jalan yang kami lalui adalah arah ke Ujong Batee terus sampai Lamreh. Setelah simpang Lhokmee, kami lurus saja hingga sampai ke persimpangan jalan berbatu menuju pantai Ujong Batee Puteh.
Sunset di Blang Ulam
Sebelum kami sampai di lokasi, kira-kira 5 km setelah melewati simpang Lhokmee, Khairil mengajak saya ke pantai Blang Ulam. Saya sendiri baru mendengar nama pantai ini. Menurut Khairil pantai ini salah satu tempat terbaik melihat matahari terbenam. Tanpa sepengetahuan kawan yang lain, kami berbelok arah menuju pantai. Jalan yang kami lalui adalah jalan berbatu dan melewati kebun penduduk. Kami agak kesulitan menuju pantai karena tidak ada tanda jalan. Menurut salah seorang penduduk yang kami jumpai, untuk sampai ke pantai, kami harus masuk ke kawasan tambak ikan. Beruntung setelah meminta izin, kami diperbolehkan memasuki tambak menuju ke pantai.
Saya terkesima melihat keindahan pantai ini. Pantai berpasir putih ini sangat alami. Barisan pohon bakau laut yang disebut warga setempat pohon Geurumbang, menambah keindahan pantai. Kala itu ombak sangat tenang. Saya menghampiri dua orang pemuda yang sedang menjala ikan. Menurut mereka, tempat ini memang bukan kawasan wisata. Biasanya yang datang adalah para pemancing. Saya dan Khairil duduk di tepi pantai sambil menunggu matahari terbenam. Benar kata Khairil, drama sunset di pantai Blang Ulam memang terbaik ๐.
Rupanya, rombongan sudah sampai di pantai Ujong Batee Puteh. Mereka sejak tadi menghubungi, tetapi pesan di telepon terlambat sampai karena sinyal di kawasan ini kurang bagus. Lepas melihat sunset, saya dan Khairil langsung bergegas menyusul rombongan ke lokasi camping.
Patokan menuju Ujong Batee Puteh adalah sebuah menara telepon selular yang berada di sisi kiri jalan utama. Di samping menara tersebut kita berbelok ke kiri, menyusuri jalan tanah yang berbatu. Jalanan ini tidak terlalu jauh, yaitu +- 2 km.
Malam Api Unggun
Begitu kami sampai di lokasi, mereka sedang mendirikan tenda. Posisi tenda kami di tepi jalan yang tak jauh dari pantai. Di dekatnya ada aliran sungai, meski tidak terlalu besar. Sisi kiri dan kanan kami adalah bukit Ujong Batee Puteh. Posisi yang sangat sempurna. Saya dan Khairil langsung bergabung membantu mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri kokoh, kami mencari kayu bakar untuk membuat api unggun. Tidak terlalu sulit mencarinya karena di sekitar pantai banyak sekali kayu.
Kami duduk mengelilingi api unggun sambil menikmati makan malam dan secangkir kopi. Kebersamaan ini membuat saya lebih mengenal karakter sahabat-sahabat saya. Ada yang lucu, ada yang suka bercerita, ada yang pendiam dan ada juga yang sibuk membuatkan kami kopi. Sesekali kami saling mengejek hingga akhirnya tertawa bersama. Yang pasti mereka tidak pelit sharing tentang perjalanan mereka di Aceh, di luar Aceh maupun di luar negri. Oiya, malam itu kami kedatangan bang Dedek yang ikut bergabung. Malam semakin larut, ombrolan semakin sepi. Kami pun tertidur dibawah taburan bintang.
Sunrise di Ujong Batee Puteh
Sahabat lasak, acara kami pagi hari adalah melihat matahari terbit alias sunrise. Untuk melihatnya kami naik ke bukit yang berada di bagian sisi kiri kami. Bukit ini tidak terlalu tinggi dan jaraknya dekat. Walaupun cuaca agak mendung tetapi pemandangan matahari terbit di Ujong Batee Puteh ini terlihat indah ๐.
Setelah menikmati sunrise, kami mengeksplorasi bukit sambil berolah raga. Bukit ini tampak gersang. Tidak ada pohon yang tinggi. Mungkin karena tanah di kawasan ini terdiri dari batu kapur dan batu karang yang sangat keras. Bebatuan karang ini mungkin dulunya berada di dasar laut.
Dari kejauhan tampak gunung Seulawah Agam menjulang tinggi. Gagah sekali. Udara yang sejuk dengan pemandangan alam yang indah membuat kami betah berlama-lama di kawasan bukit ini.
Sahabat lasak, di ujung tebing ada beberapa buah makan kuno. Makam-makam ini ukurannya sangat panjang. Kalau bentuknya panjang, biasanya adalah makam para Tengku atau Aulia yang mensyiarkan agama Islam di Aceh (Belum ada sumber informasi tentang makam ini).
Baca juga : Nasi Goreng Mengkudu, Ternyata Gampang & Enak
Keindahan Ujong Batee Puteh
Perut kami mulai lapar, kami kembali ke tenda untuk sarapan. Kebetulan sahabat kami Awi datang nyusul membawa sarapan. Kalau camping begini, makanan apapun rasanya sedap. Selesai sarapan, sebagian kawan langsung mandi di pantai. Sedangkan saya, Awi dan Rozi naik ke bukit yang ada di sebelah kanan kami. Sama seperti bukit sebelumnya, bukit ini tidak terlalu tinggi. Tebing bukit langsung menjorok ke laut. Jadi kita harus berhati-hati jika berada di pinggir tebing, apalagi tanah kapur ini agak rapuh dan mudah longsor.
Sahabat lasak, ternyata pemandangan di sisi kanan bukit ini tak kalah indah. Apalagi kondisi cuacanya kembali cerah. Awan yang biru menambah keindahan tebing Ujong Batee Puteh ini.
Tidak seperti bukit yang ada di sisi kiri, bukit ini tidak terlalu gersang. Banyak sekali saya jumpai pohon Jamlang atau Juwed, yang dalam bahasa Aceh disebut Jambe Kling. Selain itu ada pohon yang kalau di Lampung disebut pohon Kumbang Pung. Buahnya bisa di lalap seperti Petai Cina.
Jambe Kling / Juwed/ Jamblang.
Kumbang Pung (saya tidak tahu nama lainnya).
Baca juga : Dari Teluk Jantang, Pantai Saney, Hingga Sunset di Pantai Babah Kuala
Mandi di Laut
Puas menjelajahi bukit, kami bergabung dengan sahabat lainnya di pantai. Kami semakin ramai, karena ada lagi yang datang menyusul, yaitu bang Yudi beserta istri dan kedua anaknya. Hampir semuanya mandi di laut. Kebetulan ombak tidak terlalu besar sehingga aman untuk mandi-mandi. Saya termasuk yang tidak mandi. Saya cukup asik menikmati keseruan mereka menyelam, snorkeling dan berenang, sambil sesekali memotret keindahan pantai Ujong Batee Puteh.
Saatnya Pulang
Hari menjelang siang. Kami akhirnya bersiap untuk pulang. Tenda sudah kami bereskan. Sampah-sampah juga sudah kami amankan. Saya sangat menikmati perjalanan kami ini. Apalagi berkemah ditempat yang alami bersama para sahabat di komunitas Aceh Backpacker. Mereka semua sangat bersahabat.
Sahabat lasak, kawasan Ujong Batee Puteh ini bukan tempat wisata yang sudah dikelola. Siapapun boleh datang atas izin pengurus kampung. Semoga keasrian Ujong Batee Puteh ini tetap terjaga, dijauhkan dari eksploitasi batu pasir, batu karang atau eksploitasi kekayaan alam lainnya yang bisa menimbulkan kerusakan alam.
Jadi ingat peristiwa subuh tadi, ah… syudahlah ๐๐
Senin, 01 Juni 2020
” Selama pandemi virus Covid-19, jangan lasak dulu ya, di rumah lebih baik”
Kaki Lasak : Travel & Food Blogger
Follow Meย :
Steemitย @kakilasak
Facebookย Kaki Lasak
Instagramย kaki lasak
Website :ย kakilasak.com
Youtube : Kaki Lasak Crew
Whatsapp +6282166076131
Waw seperti seru sekali ya min. View pemandangan yang disuguhkan juga sangat memanjakan mata. Bisa jadi referensi destinasi nih buat para traveller
Sebentar, bang Yudi yg datang bersama istrinya menyusul ke tempat kemah itu Yudi Randa, bukan?
Suasana Aceh semakin kuat nih ingin saya kunjungi. Ngadain acara dong, biar Blogger Indonesia bisa eksplorasi keindahan Aceh, juga
Wah, saya suka deh sama blog kakilasak ini. Btw artinya apa,sih, kak?
Aceh, salah satu destinasi impian saya. Campingnya menyenangkan banget. Suka dengan pemandangan Ujung Batu Putih. Cakep banget. Sunrisenya juga bikin saya jatuh hati.
Bantu jawab.. hihihi
Lasak itu artinya gak bisa diem. Makanya blog bang sani kakilasak itu tentang traveling. Kemana-mana kakinya menjelajah.
Gitu kan bang Sani..
Memang tanah Aceh menyimpan pesona yg masih banyak org belom menjamahnya .. Cakep2 disana klo main kelaut ya bg. Ntah2 disana ada ptutri duyung jg hahaha
Lasak artinya ga bisa diam hehe
Wah, moga bisa ke A eh yaaa
Iyaaa haha. makasih dah jelaskan, emang bahasa Medan kali lasak ini yaa ๐คฃ
Wah kenal juga ya sama bg Yudi hehe
Iya nih, moga ada acara blogger ke Aceh hehe
Saya belum pernah camping. Baca ceritanya pengen ikut deh. Pemandangannya indah.
Cemilan buahnya belum pernah tahu semua. Cakep banget pantainya unik. Boleh nih, masuk ke wishlist tujuan wisata berikutnya. Kalau sudah tak pandemi, rencananya kakak akan travelling ke mana lagi?
Iya, buah hutan itu hehe
Aku blm ada plan, jd masi di sumut and aceh aja huhu
Yukkkk hehe
Seru loh, sesekali coba hehe
Ujong Batee Puteh ini luar biasa keindahannya ya Bang Sani… layaklah kita berucap “haadzaa min fadhly rabbik” memandang tenangnya lautan biru meski lewat postingan Kaki Lasak ini aja udah happy bangett. Tfs yaa
Hehe iya kak, viewnya alami sekali. Salah satu lokasi terbaik di Aceh Besar ๐๐
Hihihi bisa pula kompak ya panggilan alamnya bang Sani..
Aceh ni ternyata banyak banget ya keindahan yang belum terekspos. Ini bisa jadi potensi besar di masa mendatang bang, mungkin promonya harus digencarkan lagi
Pantai ya indah semua. Sunsetnya wow! Sunrisenya keren!
Wah, berbahagialah mereka yang masih mau melasak, mencari suguhan alam yang memesona.
Hehe iya, melasak ke alam, mengagumi ciptaan Tuhan ๐๐
Iya, harus gencar dan harus siap juga pengelolaannya biar ga rusak huhu
Ya ampun bang jadi pengen kemah. Bikin tenda, lihat sunrise, mandi di laut. Kepingin menikmati keindahan Ujung Batee Puteh secara langsung.
Hayukkk hehe
Iya sih saat ini bosan di rumahh huhu
Di Aceh pantainya bagus-bagus ya, saat pertama kali lihat gambar di artikel ini saya dibuat takjub. Segar dan memanjakan mata. Menarik sekali ceritanya bisa berkemah dengan kawan-kawan mas, jadi kepengen ikut kemah tapi sama siapa? Lagi pula sedang pandemi juga hiks hiks semoga bumi cepat kembali pulih
Iya, saya juga rindu kemah
Pantai di Aceh masih alami. Ini blm dikelola ๐๐
Wah belum di kelola saja sebagus ini, apalagi kalau sudah dikelola ya. Semoga keindahannya tetap terjaga
Iya, amiiinnnnn
Makasih yaaa
Baca ini sambil membayangkan saya juga ada di sana. Api unggun, Pantai, udara bersih, rasanya pingin segera berlibur kesana. New Normal begini pasti masih sepi yaa hehehe
Hehe, Aceh kan zona hijau
Jadi disana sudah mulai ramai berwisata local ๐
Aih seru banget ngebolang kayak gini…jadi kangen jalan-jalan lagi nih…. sudah lama banget perasaan ga jalan-jalan lagi.
Iya, rindu sama lasak jalan jalan hehe
Jalan2 nya virtual aja sementara ini haha
Aku jalan-jalan virtual malah malas takut tambah mupeng ..hahaha…
Seruh juga ya bg campaing bareng kawan2 terakhir saya camping sama kwn thn 2017 ke sabang keliling pulau sabang 2 hri jdi kangen camping๐๐
Hahaha,, iya juga ya
Ya udah. Masak2 an aja hehe
Salah Satu Blog yang tidak pernah bosan saya kunjungi
Waduhh. Makasih loh yaaa
Peristiwa di pagi butanya bisa kubayangkan banget. Ini yang biasa aku lakukan juga kalau tengah mendaki gunung. Lah, memang begitu caranya sih sambil permisi-permisi, ya kan? Wkwkwk …
Bang, Aceh itu cantik bangeeet. Kalau membaca tulisan Abang nih ya, aku sambil merhatiin foto-fotonya sampai detil. Aduh, birunya air, beneran bikin pengen nyebur. Teman-teman perjalanannya pun nyenengin banget ya, sampai ada yang jumpalitan gitu di dalam fotonya, hahaha …
Hehehe, iya.. permisi permisi diam2 ditpt yg aman haha
Iya, seru kalau camping rame2 gini. Apalagi ada aja kawan yg lucu ๐คฃ
Adakalanya butuh bantuan sendok ya Bang, hahaha …
Makasih loh udah menyajikan tulisan jalan-jalan begini. Meskipun belum bisa ngebolang ke Aceh, tapi jadi tahu nih kalau nusantara kita tuh indahnya luar biasa. Sekalian hiburan juga biar nggak bosan di rumah aja, hihihi …
Eh, kalau kemping di daerah pantai di Aceh gitu memungkinkan nggak sih, Bang?
Wah suasana pantai saat sunset dan sunrise bagus sekali. Tempat ini juga sangat cocok buat kemping. Berwisata ke tempat ini bareng teman-teman pasti seru banget…
Sepertinya tak ada tempat di Indonesia ini yang tak Indah yaa.. bangga punya tanah air ini.. pengin ke sana dehhh..
Iya, bangga bgt hehe
Semoga terpelihara selalu
Langsung ke bayang bagaimana indahnya di sana. Entah kapan bisa berkunjung ke Aceh yang penuh daya tarik yang menawan.
Beberapa kali camping selalu ada kamar mandi nya mirip toilet umum gitu berjejer2..krna klo camping mesti buat lubang ditanah kyknya ga bakal keluar nih yg dlm perut wkwkw…seru jg ya camping di Aceh..btw kumbang pung sekilas mirip cabe rawit ya kak..kyk apa rasanya ya?
Wahh, saya malah belum pernah camping yg ada toilet umum haha
Kumbang pung rasanya kayak pete cina hehe
Wah pantai berpasir putih itu masih sangat alami banget ya da. Terlihat jejeran pohon bakau menambah keindahan pantainya.
Oh iya ternyata masih ditemui juga buah juwed. Klo di daerah saya sekarang sudah mulai pubah
Hehe, semoga kesampaian bisa ke Aceh ๐๐
Setiap kali berkunjung ke blog ini, selalu tak pernah tidak terkagum-kagum dengan foto-foto keindahan alam yang tersajikan.
Terlebih lihatnya di masa pandemi ini, udah berbulan-bulan mendekam di rumah, rasanya jiwa pengen jalan-jalan memberontak hahahaha.
Indah banget pemandangannya, jadi pengen mandi-mandi di laut.
Meskipun jujur agak trauma, dulu saya pernah mandi di laut, alhasil pipi saya luka, entah disengat apa.
untung bisa hilang ๐
Walahhh… Kena karang mungkin hehe, iya laut pantai jalan2, buat kangeenn
Nice sharing nih Bang Sani, pingin ke Aceh juga jadinya tp penjagaan di perbatasan Sumut – Aceh lumayan ketat juga kata adik saya hehe… soalnya Sumut kan sebagian wilayahnya redzone huhuuu
Iya betul. Saat ini blm bisa
Masih di jaga ketat hehe
Seru banget memang yaa bisa camping di oinggir Pantai gini. Impian banget.
Hehe iya, skrg rindu keseruannya huhu
Wah… saya baru denger tentang batee puteh ini. Kurang lasak memang nih saya,hehe. Suatu hari pingin deh ajak anak-anak camping, biar lebih dekat dengan alam. Kalau ke batee puteh, nanti kali yaa kalau mereka udh pada gede. Aaamiiin
Iya ya, Kak. Beda memang sama yang kakinya lasak begini. Eh, sebenarnya kakiku lasak juga, sih. Sayangnya, masih keiket sama anak-anak plus kantong kalau pergi sejauh ke Aceh ini, hahaha …
Hehehe, iya sih.. mo ke Aceh tu jauhh, murah ke luar negri. Tp via KL lebih murah hehe
Amiinn. Semoga ya..
Asik soalnya camping hehe
Tiap kali mampir baca, selalu disuguhi pemandangan alam yang cantik. Aceh memiliki alam terutama pantai yang masih alami ya. Semoga suatu saat nanti bisa berkunjung ke Ujong Batee Puteh, Bang Sani dan keluarga bisa menemani kan?
Ashiappp, insyaAllah
Semoga kesampaian hehe
Aseeeek tulisan baru lagi. Selalu penasaran aku tuh tiap buka blognya Mas Sani. Hehehe. Ngomong-ngomong soal berkemah, waaaah sejak SMP udah jadi hobi aku juga mas. Apalagi sejak kuliah di kehutanan, udah kerjaan tiap bulan itu camping ke lapangan. Kekeke. Masya Allah indah nian ciptaan Tuhan (kayak lagu Pelangi-Pelangi deh). Ujong Batee Puteh ini bisa jadi spot wisata dunia harusnya nih.
Hehe iyaaa, cakep bgt tpt ini. Tp jd tpt nambang pasir juga sih huhu
Semoga tetep terjaga lokasi ini
Oya? Waaaaah, luaskah tambang pasirnya? Jangan sampai kayak di salah satu kawasan di Bogor tuh. Awalnya indah banget, tapi jadi jelek sampai ke sungai-sungainya lantaran dipakai jadi tambang pasir yang tidak terencana dengan baik.
Ini penambang liar oleh penduduk. Lama lama bahaya juga sebenarnya..
Semogalah aman aman saja ๐๐
Saya bingung.. kalau pada mandi-mandi di pantai situ, lalu kamar gantinya di mana? Kan pantainya tidak dikelola jadi tempat wisata?
Hahahhaa… Dibalik pohon kak ๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ
Berkemah memang asik, saya juga sangat suka berkemah. Meski sudah lama tidak berkemah. Pantainya bagus ya
Iya bg.. kangen pantai huhu
Namanya unik batu puteh aku baru dengar, jadi gak sabar ingin segera lasak kemana mana hehe semoga pandemi segera berlalu ya
Bagus banget pemandangan buket / Ujong Batee puteh. Jadi rindu pengen camping2 lagi..
Yoi, semoga bisa jalan2 lagi ya hehe
Amiin.. iya, artinya batu putih hehe
Seru banget ini berkemah ya sunsetnya juga bikin mupeng deh pengen piknik. Seru kalau bisa ke alam lagi. Sudah lama banget nggak jalan-jalan
Iyaaa, new normal ni jalan2 ke sekitar tpt tinggal dulu kali ya hehe
Aku ingat terakhir kali kempeing itu pas ikut pramuka saat SMP. Tapi sempat juga perpisahan SMA kami kemping di gunung yang ada sungainya gitu. Seru dan menegangkan. Jadi kangen kemping
Hehehe,seruu sih apalagi ma kawan2 rame2 ahhhh senang pokoknyaa
Wahh potonya bagus bagus kali lah bang Sani.
Kalo ndak salah saya pernah de bareng temen mancing di ujung batee.
Tapi keknya di lokasi atau sisi laut yang berbeza
Iya Ujong Batee beda lagi, tapi satu arah. kira kira 65 km lagi lurussss ajaaa hehe
issss kok baca artikel2 abang, kaki awak kelihatan kali kurang lasak ya bang. belom pernah awak daerah ini la. pengen kali kesana. memungkinkan gk bang klo bawak2 anak2 dan org tua? meski tracking2 kah?
Ahhh ga cocok lagi kl bawa anak anak and orang tua haha. Cocoknya ke Lampuuk aja deh ๐๐
Kapan yaa bisa menjejakkan kaki ke sana, palagi lihat sunset di Ujong Blam ya indah syekaliiii
Hehehe , sunset blang ulam dan sunrise di ujong batee puteh, huhu emang mantabs hehe
Gak hanya di Banda Aceh, di Aceh Besar ada tempat cantik macam ni ya, mungkin karena belum dikelola jadi tempat wisata yang datang tidak banyak ya bang padahal cantik banget
Iya, emamg bukan tpt wisata hehe
Wah pantai berpasir putih itu masih sangat alami banget ya da. Terlihat jejeran pohon bakau menambah keindahan pantainya.
Oh iya ternyata masih ditemui juga buah juwed. Klo di daerah saya sekarang sudah mulai punah
Iya, disini juwed masi banyak, tumbuh liar hehe
Ya ampun aq dah lama ga liat juwet.. adakah di sana??
Adaaa, banyak bgtt haha
Keren, cakep… Saya pengen kesana! Bisa camping di tempat seindah ini seakan menikmati kepingan surga di dunia. MasyaAllah..
Hehe iyavkak
Amiin. InsyaAllah
Ya Allah cakep banget Ujong Batee Puteh ini bang. Pantai Aceh emang juara banget deh. Apalagi bisa camping di sana. Duh, kapan bisa ke Aceh lagi.
Iya, bgs.. aku aja kagum
Moga bs ksana lagi ya
aamiin.. suka banget liburan ke tempat begini. Sekalian tafakur alam.
Betul mbak. InsyaAllah ๐๐
Jadi kangen camping euyyy, semoga pandemi ini segera berakhir ya gan. \
Waaah seru bangeeeettt… Bisa camping di pantai sama main api unggun..
Hehe iya dong ๐๐
Masyaa Allah, view pantai dan tebingnya luar biasa indah. Dan setiap cerita yang ditulis Bang Sani di blog ini benar-benar menarik. Sudahlah lokasinya menarik, penuturannya juga enak
Hehe makasih yo uda. Sekedar berbagi cerita perjalanan untuk saya kenang juga. Skalian kenalkan wisata di Aceh ๐๐
cantik bangeeet Ujung Batee Puteh ini, Masyaallah. kalau ada yang review wisata di Aceh tuh selalu mupeng. yampuuun, kapan pandemi berakhir, biar bisa main-main juga Aceh. makasih mas sharingnya, masukin dulu ke wish list hehe.
Sama sama.. insyaallah segera berakhir hehe
New normal ๐
Wah indah banget tempatnya, tapi apadaya sekarang cuma bisa liat-liat foto dan baca-baca ceritanya dulu. Untuk liburan tentu jangan dulu.
duh kalau baca tulisan mengenai liburan, jadi berasa lama banget ga liburan padahal baru 3 bulan. Bagus banget ya Ujung Batee Puteh ini
Iyaaa, ga kerasa 3 bulan terkungkung. Skrg kayaknya dah newnormal jd longgar bisa lasak hehe
Pemandangan alamnnya bikin mupeng pengen ke pantai, huhu. kangen banget sama suasana pantai.
Iya, rindu deburan ombak dan main pasir..
InsyaAllah keadaan segera membaik
Aamiin, semoga masih diberi umur panjang untuk menikmati alam ini
masyaAllah tabarakallah, seger banget liat pantai tebing begini. pengennnn kesanaa hihi.
Iya mbak, saya juga rindu ksana huhu ๐๐
Sudah lama nggak piknik gara2 harus stay at home akibat corona. Lihat abangnya kemping jadi ngiler pengen euy. Apalagi di Aceh sana ya pasti seru..
lokasinya sangat indah banget du ujong batee puteh ini, sangat di rekomendasikan untuk liburan bersama keluarga dan teman
Pernah dong berkemah.. pas kuliah….sekali kalinya.. di gunung (gunung apa ya namanya….) .. jalannya jauh banget (perasaan) dan malam pula baru nyampe.. bangun tenda… taraaa…pas bangun besok pagi… perkemahan kami ga jauh dari pemukiman penduduk..ambyar .. ga ada acara masak2.. semuanya pada main ke warung kopi..tapi acara api unggun masih ada… udah abis itu memutuskan ga usah lah kemah2an… staycation ajalah