“Ke Sabang pulang hari bisa?”
“Di Sabang sehari cukup gak?”
“Dua hari di Sabang bisa ke mana aja?”
“Kalau saya mau tiga hari di Sabang ok gak?”
Sering kali orang bertanya, berapa hari sih baiknya wisata ke Sabang. Jika berbicara ideal, saya akan jawab sebaiknya 3 hari. Saya tidak merekomendasikan jika cuma satu hari apalagi pulang hari. Tapi jika waktu yang dimiliki cuma satu hari ya bisa saja, karena sebenarnya berapa hari itu tergantung waktu yang kita punya. Pastinya semakin banyak waktu yang kita punya akan semakin banyak tempat yang bisa kita kunjungi dan sebaliknya.
Pada tulisan kali ini saya akan menceritakan tempat-tempat wisata di Sabang yang bisa dikunjungi selama dua hari. Kebetulan beberapa waktu lalu saya berkesempatan memandu salah satu tamu dari Medan. Perjalanan kami mulai dari Medan ke Banda Aceh dengan bus. Sebagai informasi banyak pilihan bus dengan berbagai tipe, kisaran harganya 150K hingga 250K. Kami memilih bus malam agar bisa sampai di Banda aceh pagi hari. Untuk transportasi di Banda Aceh ada becak dan transportasi online, sedangkan di Sabang kita bisa menyewa sepeda motor atau mobil. Nah, kemana saja kami berkunjung? Mari kita ikuti ulasannya.
Hari Pertama
1. Taman I Love Sabang
Kami tiba di terminal Batoh, Banda Aceh pukul 9 pagi, setelah perjalanan bus selama 14 jam, lebih lama dari biasanya yang hanya 12 jam. Kami langsung menuju pelabuhan Uleelheue untuk menyeberang ke Sabang, pulau Weh. Jarak dari terminal Batoh ke pelabuhan Uleelheue tidak terlalu jauh, dengan naik kendaraan kurang lebih 15 menit saja. Sesampainya di pelabuhan, kami langsung mengambil tiket kapal cepat untuk keberangkatan pukul 10 pagi. Setelah 1 jam perjalanan dikapal cepat, sampailah kami di pelabuhan Balohan, Sabang.
Lokasi pertama yang kami singgahi adalah Taman I Love Sabang. Taman ini memang jadi salah satu icon kota Sabang. Di lokasi ini terdapat menara pandang untuk melihat indahnya pemandangan danau Aneuk Laot dan teluk Sabang. Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan ke penginapan untuk beristirahat.
2. Penatapan Pulau Klah
Setelah cukup istirahat, kami menuju destinasi kedua, yaitu Penatapan Pulau Klah. Penatapan ini searah dengan Iboih/Nol KM. Perjalanan berkendara dari kota Sabang kurang lebih 15 menit. Penatapan Klah berada di tepi jalan dengan pemandangan laut Sabang dan pulau Klah. Oleh warga setempat, lokasi ini dibangun tempat untuk berfoto kekinian. Ada sarang burung, pintu langit dan juga perahu. Hal inilah yang membuat lokasi penatapan pulau Klah semakin populer.
3. Pantai Gua Sarang
Pantai Gua Sarang menjadi salah satu destinasi andalan di Sabang. Kawasan pantai Gua Sarang ini berada di desa/ gampong Iboih, kecamatan Sukakarya. Untuk sampai ke lokasi, kita menempuh perjalanan selama kurang lebih 35 menit. Jalanan yang kita lalui pun sudah bagus dan mulus. Pantai yang merupakan bagian dari kawasan hutan lindung pulau Weh ini suasananya masih asri dan alami. Disebut Gua Sarang karena dipantai ini terdapat gua yang menjadi sarang burung walet. Lokasinya yang berada di tebing menjorok ke laut, membuat pemandangan kawasan ini begitu iconic. Pantai Gua Sarang menawarkan pemandangan pantai dari atas tebing dan pemandangan pantai. Untuk menuju pantai kita harus menuruni tebing yang lumayan curam. Tidak seperti umumnya pantai yang mempunyai hamparan pasir, pantai ini dipenuhi oleh bebatuan. Jadi sepertinya kurang cocok untuk mandi-mandi di pantai.
Untuk menuju gua, kita bisa berjalan kaki atau naik perahu. Jika berjalan kaki jaraknya +-500 meter. Tetapi jika naik perahu kita akan diajak keliling pantai dan melihat gua sarang lebih dekat. Gua Sarang mempunyai julukan “Raja Ampatnya Sabang”. Ada 7 buah gua yang dihuni oleh burung walet dan kelelawar. Tetapi kita harus hati-hati di kawasan ini. Kita tidak boleh terlalu dekat dengan dinding tebing, apalagi sampai menyentuh dan mengusik bebatuan tebing. Hal ini karena susunan batu alami pada tebing tersebut mudah runtuh.
4. Kilometer Nol Indonesia – Sabang
Salah satu yang menjadi daya tarik Sabang adalah Monumen Tugu Nol Kilometer Indonesia. Monumen ini berada di desa Iboih, kecamatan Sukakarya, Sabang. Tugu ini tingginya 43,6 meter dengan empat buah pilar penyangga yang menggambarkan batas-batas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Maraoke dan dari Miagas hingga pulau Rote. Bangunan ini berdiri dengan megah. Ornamen berbentuk segi delapan sebagai gambaran delapan penjuru mata angin, dihiasi dengan senjata Rencong khas Aceh sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Sedangkan di puncak monumen terdapat burung Garuda yang mencekram perisai berbentuk lingkaran, sebagai lambang nol km.
Kawasan Kilometer Nol Indonesia adalah tempat terbaik menyaksikan matahari tenggelam. Apalagi jika suasana cerah. Dan kami sangat beruntung ketika sunset tiba, pemandangannya sangat indah.
Baca juga : Sehari Wisata Samosir Bersama Ifa
Hari Kedua
1. Snorkeling di Pulau Rubiah
Hari kedua, kami mulai dengan snorkeling di pulau Rubiah. Untuk menuju ke sana kita harus menuju Iboih. Saran saya agar booking paket snorkeling terlebih dahulu
yang banyak ditawarkan di Sabang. Di pantai Iboih kita ke pulau Rubiah melalui pelabuhan Teupin Layeu, menggunakan speedboat. Jaraknya cukup dekat, yaitu kurang lebih 10 menit perjalanan. Paket yang kami ambil sudah termasuk speedboat pulang pergi, alat snorkeling, guide dan sewa camera underwater. Pastinya kita akan langsung disambut oleh panorama bawah laut pulau Rubiah yang amazing.
Menjelang tengah hari aktivitas kami sudah selesai. Rasanya cukup puas bermain air selama kurang lebih 3 jam dan sempat menikmati makan siang seafood plus air kelapa muda. Speedboat pun akan menjemput kami untuk kembali ke pantai Iboih.
2. Hotel Freddies – Santai Sumur Tiga
Mungkin ada yang bertanya, kenapa destinasi selanjutnya wisatanya hotel? Sebenarnya destinasi wisatanya adalah pantai Sumur Tiga. Hanya saja kami lebih tertarik ke hotel Freddies yang berada di kawasan Pantai Sumur Tiga. Pemandangan pantai dari hotel ini sangat Indah. Selain itu, sebagai pengobat kekecewaan kami yang tidak berhasil menginap di hotel Freddies kerena sudah full booking. Untungnya hotel Freddies dibuka untuk umum, jadi meski kita tidak menginap di sana, kita bisa masuk dan menjejalahi setiap sudut hotel. Apalagi ada restoran/ kafe dengan menu-menunya yang recommended. Menu yang paling disukai adalah pizza, sayangnya kami gak sempat mencobanya karena mengejar waktu.
3. Pantai Ujong Kareung
Pantai Ujong Kareung adalah salah satu pantai favorit saya. Pantai ini berada di desa Sukajaya, kota Sabang. Setiap pergi ke Sabang, saya selalu ke pantai ini. Bahkan beberapa kali menginap di penginapan di kawasan pantai ini. Menurut saya inilah pantai terbiru, terbening dan terbaik di Sabang. Apalagi jika cuaca cerah, maka akan tampak pemandangan yang indah maksimal seperti saat kami datang. Saya yang sudah berkali-kali datang pun masih saja takjub menyaksikan pemandangannya.
4. Situs Benteng Jepang
Tidak hanya pantai, Sabang juga mempunyai situs sejarah. Saat Jepang menjajah Indonesia, Sabang menjadi salah satu tempat Jepang membangun komplek pertahanannya. Situs utamanya ada di Anoi Itam, di sana terdapat sebuah bungker pertahanan lengkap dengan senjata meriam. Situs ini disebut juga Benteng Anoi Itam, lokasinya di Gampong Anoi Itam, Kecamatan Sukakarya, Sabang. Untuk sampai ke lokasi ini kita harus berjalan kaki menapaki tangga menuju puncak bukit. Begitu sampai, selain melihat situs bungker Jepang, kita akan disuguhi pemandangan pantai Anoi Itam dengan keindahan samudra Hindia yang biru. Sayangnya kami tidak bisa mengunjungi kawasan tersebut karena terbatasnya waktu. Sebagai gantinya, kami singgah ke spot instagenic situs Benteng Jepang yang berada di daerah Ujong Kareung, Sukajaya, Sabang. Lokasinya berada di tepi jalan dan memang khusus dijadikan tempat singgah untuk sekedar berfoto.
5. Puncak Cot Bak Geuthom
Puncak Cot Bak Geuthom atau yang singkat dengan puncak GT, sering juga disebut dengan nama Balohan Hill, berada di jalan bypass, Cot – Ba’u, Sukajaya, Sabang. Lokasi ini wajib disinggahi jika kita dari atau menuju Balohan ke kota Sabang via arah Anoi Itam. Puncak GT menawarkan keindahan teluk Sabang, perbukitan, pelabuhan Balohan dan jalan yang berkelok. Sayangnya pemandangan jalan yang berkelok sudah tertutup oleh pepohonan. Meski demikian, keindahannya tetap bisa kita nikmati.
Di Puncak GT terdapat bangunan dua lantai. Di sinilah biasanya wisatawan singgah untuk melepas lelah atau sekedar berfoto. Tapi kondisi bangunan saat ini sangat memprihatinkan karena tak terawat. Tembok, pagar, atap, lantai dan cat semua rusak. Bahkan sebagian sudut sudah ditumbuhi pohon. Meski agak ragu naik ke atas bangunan, tetapi kami memberanikan diri untuk naik melihat keindahan panorama puncak GT.
Baca juga : Kopi Susu Kelapa – Boons Coffee
Puncak GT adalah destinasi terakhir yang kami singgahi. Kami tiba di pelabuhan Balohan untuk penyebrangan ke Banda Aceh pukul 16.00. Sebagai tambahan, di Banda Aceh kami bermalam dan sempat mengunjungi beberapa kawasan wisata dan kuliner. Berikut ulasannya.
Wisata Banda Aceh & Sekitarnya
1. Kuliner Mi Aceh Lobster
Di Banda Aceh, suasana malam sangat semarak. Banyak sekali warung kopi yang bisa kita singgahi. Tak heran jika kota ini dijuluki kota seribu warung kopi.Jadi rugi rasanya jika malam tidak bersantai di kedai kopi. Sebenarnya tujuan utama kami adalah kedai Kopi Khop, kopi terbalik khas Aceh Barat, tapi sayang saat kami tiba kondisi kedai sudah full oleh pengunjung. Akhirnya kami beralih ke kedai kopi Cut Nun di Kuta Alam, sekaligus mencoba mi Aceh Lobster.
2. Pucok Krueng
Keesokan harinya, kami tidak memilih destinasi religi, sejarah dan tsunami. Karena masa yang sempit, kami akhirnya memutuskan mengunjungi wisata alam. Salah satunya adalah Pucok Krueng. Pucok Krueng adalah destinasi wisata alam di Lhoknga, Aceh Besar. Kawasan wisata ini berupa ujung sungai. Pucok artinya Ujung, Krueng artinya Sungai. Jadi Pucok Krueng adalah hulu sungai tempat sumber air Krueng Raba, Lhoknga. Yang membuat Pucok Krueng ini menarik adalah sumber mata air membentuk kolam alami yang berwarna hijau kebiru-biruan. Sumber air ini muncul dari bawah tebing batu Karst. Perpaduan tebing batu dan hulu sungai inilah yang membuat Pucok Krueng menjadi sangat indah.
3. Pantai Lampu’uk
Destinasi kami selanjutnya adalah pantai Lampu’uk. Pantai ini sering disebut sebagai pantai Kuta versi Aceh. Bahkan menurut saya pribadi Lampu’uk mempunyai pemandangan dan landscape yang lebih memikat hati. Pasir putih yang terbentang sejauh +- 5 km melingkar membentuk teluk kecil dan berakhir di sebuah tebing. Gradasi warna biru laut langsung menghadap ke Samudra Hindia. Mungkin di tempat lain untuk mendapatkan pantai secantik ini perlu ke lokasi atau pulau terpencil. Tidak dengan Lampu’uk, pantai ini dekat dengan kota Banda Aceh. Tak heran jika pantai ini selalu ramai oleh wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Biasanya mereka menikmati keindahan pantai sambil mandi atau sekedar berteduh di pondok-pondok yang berbaris di bawah rindangnya pohon pinus. Selain siang hari, pantai ini juga ramai dikunjungi kala sore hari untuk menikmati indahnya matahari terbenam.
Sesampainya di pantai Lampu’uk, kami memesan makan siang ikan panggang dan air kelapa muda. Oiya, ikannya kita pilih dulu, baru dipanggang. Hari itu cuaca cukup terik sehingga pemandangan terlihat semakin cerah indah.
Akhirnya perjalanan kami berakhir di pantai Lampu’uk. Kami langsung menuju terminal L300/Hiace di Luengbata yang akan membawa kami kembali ke kota Medan. Semoga perjalanan kami di Sabang dan Banda Aceh ini bisa memberi gambaran jika sahabat semua mau berkunjung ke Aceh.
Senin, 23 Juli 2021
“Lasaklah sejauh dan sebisa mungkin karena hidup bukan diam pada suatu tempat”
Kaki Lasak : Travel & Food Blogger
Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Kaki Lasak
Instagram kaki lasak
Website : kakilasak.com
Youtube : Kaki Lasak Crew
Whatsapp +6282166076131
aduh tergiur saya ingin snorkeling di pulau Rubiah
saya harus kesini kelak pandemi reda
walau kelihatan rame, tapi biruuuu……masih alami banget
dan mie aceh, duh tunggu saya ya? 😀
Bagi saya Mie Aceh di Aceh rasanya lebih mantaps hehe
aduh tergiur saya ingin snorkeling di pulau Rubiah
saya harus kesini kelak pandemi reda
walau kelihatan rame, tapi biruuuu……masih alami banget
dan mie aceh, duh tunggu saya ya? 😀
Wah… Jadi tertarik nih ikut snokling, pengen sih coba… Tapi masih pandemi, semoga covid segera berakhir ya
Iya, senoga saja pandemi segera berlalu, jadi bisa jalan-jalan lagi
Hehe, iya ambu.. moga bisa kemari yaa
Sepertinya seru tuh kak Snorkeling di pulau Rubiah dengan hamparan lautnya yang eksotis. Dan kalau di Lampung ada pulau Pahawang yang indah menawan untuk dijelajahi bagian biota bawah lautnya dengan Snorkeling juga. Wah, mudah2an saya bisa ke situ ya kak. Destinasi wisata di sabang yang luar biasa indah dan patut kita bersyukur atas ciptaan Yang Maha Kuasa.
Iya, Pahawang juga keren
Aceh sama Lampung 11-12,sama sama ujung hehe
Iya kak betul. Pulau pahawang beberapa kali ke sana memang bagus dan eksotik ya keindahan di bawah lautnya..mantap untuk dikunjungi.
KANGEN! aku ke Sabang dua hari juga tapi nggak banyak aktivitas karena hujan 🙁 kota ini tenang bangettt cuma punya air yang bagus buat snorkeling. aku rindu balik lagi ke sana.
Wah, Sabang. Jadi inget lagu Dari Sabang sampai Merauke. Ini daerah paling ujung di Barat Indonesia. Bagus banget pantainya. Pengen ke sini juga. Ada titik nol kilometer juga ternyata di sini.
Beneran, nih, cukup 2 hari ke Sabang? Dulu pernah ke Aceh, tapi gak ke Sabang. Jadi masih pengen balik.
Mie Aceh Lobsternya sungguh menggoda. Pas dinikmati setelah mengagumi birunya laut, indahnya pantai yang masih alami…Wah, sepertinya 3 hari masih kurang nih keliling Sabang. Seminggu baru lumayan:)
Waahhh udah pengen bgt langsung meluncur ke Sabang ni Bang Sani. Cantik2 bgt pantai acehnya. Btw, klo maubke taman i love sabang, booking tiket dulu gak sebelumnya Bang?
Baiknya kl mo ke sabang, booking tiket kapal dulu kak. Tp kl gak musim liburan aman aja sih hehe
Perjalanan dan tempat wisata menyenangkan, namun saya belum berkunjung
Iya bg, semoga kelak bisa datang ya 😀🙏
Lasak banget sih kak, saya ngga pernah diajak. Menyesal waktu pernah tinggal di Aceh ngga pernah kemana-mana, tapi memang masih kecil banget dulu. Indah banget yaa.
Wah pernah di Aceh ya hehe
Moga bisa datang lagi mengenang masa lalu hehe
Bang saniiiii.. jujur aku mau tereak ‘ini info yang awak cari”.
Jadi kan bang, akhir tahun awak ada rencana ke Sabang. Masih bingung milih mau kemana. Ya Allah ternyata dikasih bocoran seru kek gini.
Jadi timeline di sana bakalan pas .
Bang awak tunggu wisata 3 hari. Pembagiannya apa aja.
*Ya Allah ngelunjak.. wkwkwk
Ajak ajaklah kak
Jom haha
Haha, kl tiga hari sama aja sebenarnya, cuma bisa lebih santai dan lama. Tp kl suka explore banyak tenpat, ada air terjun pria laot, ada gunung api Jaboi, pantai pasir putih, forest walking dan banyak lagi yang lainnya haha
Dari dulu selalu gagal untuk ke Aceh atau Sabang. Iri sama abang yang sering ke Aceh dan Sabang deh. Semoga ada waktu dan sehat biar bisa ke Sabang
Iya nih bg, semoga ya bg bisa rwporter ke Sabang hehe
Seru nih jalan2 nya. Sehari aja udah dapat banyak ya Kak. Nggak cuma tempat yang bisa dikunjungi, kulinernya pun oke punya. Mie lobsternya menggoda selera. Hehe
Suka banget lihat spot foto Penatapan Pulau Klah dan Pantai Gua Sarang, alami banget ya kak.
Btw kenapa dinam Penatapan Pulau Klah ya kak?
Iya, viewnya bgs. Penatapan tu artinya tempat menatap natap atau bersantai. Jadi spotnya dinamakan penatapan pulau Klah. Karena view yg di tatap tu pulau Klah 😀
Baca artikel ini bikin mupeng semupeng-mupengnya hehe… secara 2016 lalu udah sampe Banda trus mau nyeberang ke Sabang eh gak punya perencanaan matang, besoknya hrs balik ke Medan lg… some day lah harus nyampe ke Sabang yaa
Wah, iya kak
Harus datang lagi berarti bareng keluarga hehe
Banyak juga ya bang tempat liburan di Sabang, saya di Banda Aceh pantainya baru Lampu’uk aja, itu pun gak puas buat foto dan main2nya hehehe
Iya kak, Lampuuk keren, dekat2 situ banyak juga pantai baguss
wah seru tiga hari keliling Aceh dapat banyak, dapat banyak pengalaman, dapat banyak cerita yang bisa dibagikan …. hiks .. jadi pengen jalan juga.. tapi kemana ya …(masih belum berani jauh2)
Iya bg, makanya aku kasi gambaran buat ancang2 kl entah kapan pigi haha
lengkaap banget jalan-jalannya, kalau ke Sabang gak boleh ya tanpa Monumen 0 Kilometer itu sebagai pertanda sudah mampir ke ujung Indonesia 🙂
pemandangannya kece banget deh, sungguh indah Indonesia 🙂
Iya, wajib dobg ke tugu Nol KM hehe
2018 lalu sempat ke Aceh, tetapi gak sempat ke sabang. sekarang dah pindah ke pekanbaru, hiks makin jauh. Entah kapan bisa ke sabang.
Wah, pernah yaaa
Ah, PKU dekatnya hehe
Ayoklaa datang
Saya dulu ke Sabang menginap semalam.
Sempat bersnorkling juga.
Pantai Sumur Tiga itu emang top markotop ya bang Sani..
Dah macam poto-poto pantai yang ada di kalender-kalender lah pokoknya…
Iya kak Vi, eh Bali dong pengen kali ksana haha
Moga tar kl pandemi berakhir bs ksana hehe
Kemaren ada temen yang baru pulang dari Medan. Katanya mampir ke Sabang ke Tugu Kilometer Nol Indonesia. Hiyaaa rasanya jadi kepengen banget ke sana. Soalnya dari dulu udah masuk WL banget, eh keburu pandemi. Semoga next bisa yahh.
Amin. Moga bisa datang ke Sabang kl pandemi berakhir hehe
Bang Sani, itu mie lobster bisa dikirim ke Malang gak ya? Mupeeengggg. Keren ya Sabang, pantainya emang asli bagus. Gimana ya rasanya ada di titik Nol kilometer Indonesia? Semoga someday bisa ke Sabang!
Hehe, tar kl ke Aceh cobain langsung mi Acehnyaaa
Seru banget ya kak jalan-jalan ke pantai sampai dengan ke tempat yang bersejarah. Ternyata di Sabang banyak juga ya wisatanya, jadi mupeng pengen liburan kesana.
Kalau berkunjung ke tempat wisata tuh emang idealnya 3 hari masih cukup ya jadi masih bisa berlama-lama disatu tempat. Kecuali kalau wisatanya cuma hitungan 1 atau 2 tempat masih cukuplah ya kalo cuman sehari.
Iya, di Sabang banyak tpt bagus. Ini aja yang aku buat gak bsa lama lama, hanya touch and go hehe
Itu yg di Penatapan Pulau Kiah berasa di atas dek kapal Titanic aja yaa… hmm autopingin pose berdua ama suami deh di sono… biar mirip Jack & Rose, hehe
Haha, iyaaa.. bisa foto aftewed lagi disana hehe
Asyik banget keliling Sabang, tempat wisatanya cukup banyak ya, alamnya juga cantik banget, jadi pingin ke sana. Semoga pandemi segera usai, bisa jalan-jalan sampai ke Sabang aamiin
Amin. Semoga pariwisata bisa spt dulu
Duhh nikmatnya bisa wisata ke sabang yang banyak lokasi wisatanya. Makam mi Aceh di Acehnya langsung. Hehee.. Jadi pengen ke Aceh. Hiks.
Semoga kelak bisa sampe Aceh ya hehe
View di Pulau Klah keren banget kak, jadi ingin ikutan pergi ke Sabang juga.
Tapi kalau bisa ya minimal 5 hari biar eksplore kulinernya juga
Wah, 5 hari mantabs, 3 hari di Sbang, 2 hari di Banda Aceh hehe
Wah mau juga dong diajakin ke sabang. Tempatnya bagus bagus
Keren banget kak pemandangannya jadi pengen ngebolang ke sana , kalau wisata gini emang paling nyaman 3 hari ya spya puas berkeliling
Iya betul, minimal di sabang 2 hari, di banda aceh 1 hari hehe
Kapan ya saya bisa kunjungi Sabang? Injak Merauke aja belum pernah padahal pernah tinggal lama dekat Merauke, eh tapi bolehlah jadi referensi nih.
Kalau udah jauh2 ke Sabang memang sayang banget ya kalau cuma sehari doang. Gak puas kelilingnya
Nah, tapi lumayan nih kalau dua hari bisa mengunjungi semua tempat yang disebutkan di atas.
Di Sabah pantai-pantainya bersih yak. Kalau kuliner Mie Aceh, untungnya aku pernah ngerasain dari hasil masakannya anak Aceh langsung, enaknya beda memang dengan olahan mie yang selama ini aku udah makan.