Select Page

“Adu.. du.. du.. du.. du.. duuu..”
“Kenapa dek? nyanyi ya?”
“Sakit kaki adek bang, jalan-jalan kemarin”
“Bah ! perasaan jalannya biasa aja”
“Apanya yang biasa bang, kurasa kuda pun bakal naik betis”
“Wadaw…, Lebay!”

Sahabat lasak, saat jalan-jalan biasanya gak terasa capeknya. Kita lari kesana kemari dengan lincah. Apalagi sambil eksis berfoto – foto. Tapi, esok harinya baru akan terasa. Pegallah, capeklah, sakitlah, remuklah, wah… sedih pokoknya. Seperti jalan-jalan kami ini. Seharian menjelajah bak ninja Hatori. Dari Banda Aceh menuju tebing Lamreh di Aceh Besar, hingga ke puncak Geurutee di Aceh Jaya. Seru pokoknya.

Tempat wisata apa saja sih yang kami kunjungi ? Apa iya jalannya parah sampe membuat badan  sakit? Baiklah, biar gak penasaran, yuk kita ulas one by one, perjalan kami dari pagi hingga sore hari 😀.

Tebing Lamreh – Tanjung Ujong Kelindu

Kami memulai perjalanan ke destinasi yang terjauh dulu. Lokasi tersebut adalah Tebing Lamreh atau dikenal juga dengan nama Tanjung Ujong Kelindu. Tebing Lamreh berada di kawasan perbukitan Lamreh. Ada yang menyebut kawasan ini sebagai Afrikanya Aceh. Konon landscape perbukitan ini memang sangat eksotik seperti di Afrika. Perjalanan dari Banda Aceh ke Lamreh memakan waktu berkendara kurang lebih 1 jam. Jalananan utama yang kita lalui cukup mulus, yaitu jalan lintas Laksamana Malahayati km 40.

Untuk sampai ke Tanjung Ujong Kelindu, ada dua jalan masuk. Jalan yang pertama adalah melewati lahan warga. Tiket masuk untuk mobil 20 ribu rupiah dan motor 5 ribu rupiah. Nanti sesampainya di lokasi ada biaya tambahan lagi 5 ribu rupiah perorang. Kendaraan mobil bisa masuk, cuma jalannya masih tanah dan curam. Jadi kalau tidak terlalu lihai mengendarai mobil, sebaiknya jangan lewat jalan ini. Jalan masuk yang kedua adalah melalui pantai pasir putih Lhok Mee. Memasuki kawasan pantai Lhok Mee ini harga tiketnya 3 ribu rupiah perorang. Nanti di lokasi pantai ada biaya parkir lagi sebesar 10 ribu rupiah untuk mobil dan 5 ribu rupiah untuk sepeda motor. Kami memilih jalan yang kedua, yaitu melalui pantai Lhok Mee. Karena nanti kami akan bersantai di pantai pasir putih ini.

Setelah parkir di pantai Lhok Mee. Kami jalan kaki menyusuri pantai menuju bukit Lamreh. Perjalanan kurang lebih selama 20 menit. Jalan menyusuri pantai ini asik-asik saja, apalagi angin bertiup sepoi-sepoi. Tapi begitu mendaki bukit Lamreh, akan terasa capeknya.

tebing lamreh Puncak Geurutee

Tanjung Ujong Kelindu, Jl. Laksamana Malahayati  Km 40, Lamreh, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Begitu kami sampai di atas bukit, kami langsung disambut pemandangan tebing Lamreh yang sangat indah. Meski saat itu cuaca agak mendung, tapi pemandangan tetap mempesona. Lekukan tebing bukit yang berada di bibir pantai adalah ciri khas pantai ini.

Pantai Pasir Putih – Lhok Mee

Setelah puas menikmati keindahan Tanjung Ujong Kelindu, kami kembali ke pantai Lhokmee. Pantai Lhok Mee ini mempunyai pasir yang putih sehingga disebut juga pantai Pasir Putih. Ciri khas lainnya adalah pohon bakau yang ada di dalam pantai. Orang Aceh menyebut pohon bakau ini dengan nama pohon Geurumbang.

Pantai Lhok Mee Puncak Geurutee

Pantai Pasir Putih Lhok Mee, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Area pantai Lhok Mee cukup luas. Di pantai ini berderet kedai tempat singgah. Jadi di mana kita parkir, di sanalah kita harus duduk dan membeli makanan atau minuman. Duduk santai di tepi pantai memang asik. Apalagi sambil menikmati mi rebus dan air kelapa muda.  Perfecto 😊👌

Baca juga : Sambal Andaliman, Pedas Manggalittir

Bukit Soeharto

Tak terasa hari telah siang. Letih mendaki bukit lamreh pun telah diobati dengan bersantai di pantai Lhok Mee. Kami kembali menuju Banda Aceh. Tapi dalam perjalanan pulang, kami singgah dulu di Bukit Soeharto.

Bukit Soeharto Puncak Geurutee

Bukit Soeharto, Jl. Laksamana Malahayati Km 34,7, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

Bukit Soeharto berada di tepi jalan pada ketinggian +- 1.000 mdpl. Di kawasan ini kita bisa memandang pelabuhan Malahayati dari atas bukit. Nama bukit Soeharto diambil dari nama presiden RI ke II, yaitu bapak Soeharto. Beliau pernah mengunjungi bukit ini saat menghadiri pembukaan MTQ Nasional ke XII di Aceh. Oleh bapak Soeharto, kawasan bukit ini dijadikan sebagai Puncak Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional. Keren euy 😀👍.

Lhok Seudu

Sahabat lasak, perjalanan kami belum selesai. Sesampainya kami di Banda Aceh kami melanjutkan perjalanan ke arah yang berlawanan arah dari perjalanan sebelumnya, yaitu arah pantai barat Aceh.  Tujuan akhir kami adalah puncak Geurutee di Aceh Jaya. Tapi dalam perjalanan ke Geurutee, kami singgah dulu di pantai Lhok Seudu.

Pantai Lhok Seudu Puncak Geurutee

Pantai Lhok Seudu, Jl. Lintas Barat Sumatera/Jl. Banda Aceh – Calang,  Km 30.7, Aceh Besar, Aceh

Pantai ini disebut juga Maldives of Aceh.  Di pantai ini ada beberapa tempat singgah dengan bangunan pondok yang berbaris di atas pantai. Mirip seperti di Maldives, tapi ini versi kearifan lokalnya hehe. Lhok Seudu ini tidak teralalu jauh dari Banda Aceh. Lama perjalanan dari Banda Aceh, kurang lebih selama 45 menit, dengan jarak 31 km.

Kami memilih salah satu kedai yang paling dekat dengan pantai. Sebenarnya ini adalah kawasan singgah, jadi jika kemari wajib memesan makanan atau minuman. Karena tidak mau berlama-lama, kami hanya membeli air meneral saja.

Baca juga : Bukit Kutamalaka dan Pesona Air Terjun 7 Tingkat

Puncak Geurutee

Akhirnya sampailah kami diakhir perjalanan, yaitu puncak Geurutee. Puncak ini salah satu tempat terbaik untuk melihat matahari tenggelam di tanah Rencong. Pemandangan laut Samudra Hindia di sini sangat khas. Kita bisa melihat pulau Ujong Seudun dan pulau Keluang dari atas bukit.

Puncak Geurutee

Puncak Geurutee, Jl. Lintas Barat Sumatera/Jl. Banda Aceh – Calang,  Km 67, Aceh Jaya, Aceh.

Jalan menuju puncak Geurutee cukup mulus. Di beberapa kawasan jalannya menanjak dan berkelok-kelok. Ada 3 buah gunung yang harus kita lewati, yaitu gunung Paro, gunung Kulu dan gunung Geurutee. 3 gunung ini bagian dari hutan Ulu Masen yang merupakan paru-parunya Aceh, Indonesia bahkan dunia.

Di sepanjang jalan kawasan puncak Geurutee, banyak sekali kedai singgah. Kami memilih salah satu kedai untuk duduk santai menunggu sunset. Melihat pemandangan matahari tenggelam belum lengkap rasanya jika tidak ditemani secangkir kopi. Kami pun memesan secangkir kopi Khop, kopi tubruk khas Aceh Barat yang di sajikan secara terbalik. Meski kala itu sang mentari tenggelam tertutup awan, tapi pemandangan senjanya tetaplah indah.

Sahabat lasak, inilah cerita perjalanan wisata kami sehari di Aceh. Sebenarnya perjalanan ini sangatlah santai. Kami menikmati setiap destinasi yang kami kunjungi. Semoga saja cerita ini bisa menjadi panduan sahabat semua, jika bingung mau kemana sehari di Aceh.

Minggu, 28 Juni 2020

” Di masa normal baru, tetap jalankan protokol kesehatan “

Kaki Lasak : Travel & Food Blogger




 



Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Kaki Lasak
Instagram kaki lasak
Website : kakilasak.com
Youtube : Kaki Lasak Crew
Whatsapp +6282166076131